Memasuki fase perkuliahan tentu akan sangat berbeda dengan fase sebelumnya yakni masa SMA. Lingkungan perkuliahan yang sangat heterogen dengan berbagai macam background mahasiswa bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi kita, akan tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi kita yang belum mempunyai bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan perkuliahan. Di tengah orang-orang yang beragam, bagaimana cara kita bisa tetap mempertahankan identitas kita sebagai seorang muslim tanpa merasa terkucilkan atau malah terseret arus?
Nah, disini kita akan membahas beberapa tips agar tetap eksis, percaya diri, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai islam di lingkungan kampus.
- Pastikan semua yang kita laksanakan sesuai dengan apa yang Allah tetapkan
Kegiatan yang kita laksanakan di kampus baik itu perkuliahan, organisasi, kepanitian, atau yang lainnya, pastikan kita niat karena Allah, jadi Ketika kita sudah meniatkan karena Allah, maka Insyaallah dalam menjalankannya kita tidak keluar dari koridor batas peraturan yang Allah tetapkan. Seperti hal kecil dalam pembelajaran atau pada saat ujian, ketika kita niatkan untuk Allah maka sebisa mungkinpun kita usahakan sesuai apa yang Allah tetapkan, kita tidak melakukan perbuatan yang jelas Allah larang seperti menyontek atau berbuat curang yang lain.
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
- Gunakan Bahasa dan Sikap yang Santun di Kampus
Di dunia kampus tentu kita akan menemukan orang dengan berbagai macam latar belakang dan keyakinan, sikap dan bahasa kita tentu akan menjadi cerminan identitas kita sebagai seorang muslim. Mengutamakan kesantunan dan kesopanan dalam berinteraksi tentu akan menciptakan citra muslim yang positif di lingkungan kampus. Bayangkan, ada seorang non-muslim yang belum pernah berinteraksi dengan seorang muslim lalu bertemu dengan kita sebagai seorang mahasiswa, tentu hal ini akan menciptakan perspektif orang terhadap muslim. Jadi, karena kita membawa nama Islam, kita usahakan semaksimal mungkin untuk menjaga citra kita terlebih lagi islam
- Bersikap Rendah Hati dan Tidak Menghakimi
Ketika kita menjalankan nilai-nilai Islam, bukan berarti kita merasa lebih baik dari orang lain. Menjaga sikap rendah hati adalah kunci agar kita tidak terjebak dalam sikap menghakimi atau merasa paling benar. Kampus adalah tempat di mana setiap orang bebas memilih jalan hidupnya. Sebagai seorang Muslim, kita bisa menjadi teladan yang baik tanpa harus memaksakan nilai-nilai kita kepada orang lain. Dengan begitu, kita bisa lebih diterima dan dihormati oleh orang lain.
- Bijak dalam Berpakaian
Pakaian menjadi identitas yang paling terlihat dari seorang muslim. Mempertahanakan identitas kita sebagai seorang muslim di linngkungan kampus tentu akan sangat challenging dengan kondisi yang sangat heterogen, akan tetapi juga bisa menjadi peluang dakwah untuk kita. Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang telah Allah tetapkan dan aktif dalam kegiatan akan menjadikan kita sebagai teladan yang baik untuk teman-teman kita yang lain. Mempertahankan identitas Muslim di lingkungan kampus mungkin bukan hal yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam, menjaga sikap, berpakaian sopan, dan aktif dalam kegiatan keagamaan, kita bisa menjadi teladan yang baik. Ingatlah bahwa menjadi Muslim bukan berarti membatasi diri, tetapi justru menguatkan karakter dan memperluas manfaat bagi sekitar. Dengan cara ini, kita bisa tetap eksis, keren, dan berprinsip di lingkungan kampus tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang Muslim. “Tetaplah membaur tapi jangan melebur”.
Barakallahu fiikum.